A.
Tujuan
1.
Menciptakan para
kader-kader dakwah dan tarbiyah yang memiliki peran dalam Dakwah Kampus. Peran
yang dilakukan bisa berupa sebagai pengurus lembaga dakwah kampus, murobbi
kampus, dan sebagainya. Peran ADK ini bisa dijalankan oleh kader dakwah yang
bertitel mahasiswa, atau dosen, atau kader dakwah lainnya yang bersinggungan
dengan Dakwah Kampus. Mereka harus dapat bergerak bersama-sama dalam koridor
strategi dakwah kampus yang bersangkutan.
2.
dalam pergerakannya
dakwah kampus memiliki medan tersendiri. Medan pergerakan dakwah kampus adalah
area di mana dakwah kampus mengaktualisasikan diri. Medan Dakwah Kampus yaitu
lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap dakwah kampus,
meliputi manusia-manusianya (para civitas akademika, pejabat dan pegawai
kampus, alumni), sarana-sarananya (lembaga kemahasiswaan, institusi perguruan
tinggi, institusi pemerintah terkait, institusi kerjasama antar perguruan
tinggi), dan aturan main yang berlaku (peraturan perundangan terkait, kurikulum
dan sistem administrasi perguruan
3.
tujuan Dakwah Kampus,
terakhir dan sangat penting. Karena tujuan dakwah kampus harus selalu menjadi
satu hal yang terus diingat oleh para ADK, agar mereka tahu ke mana arah dakwah
kampus berjalan. Tujuan utama dari Dakwah kampus adalah adanya suplai alumni
yang berafiliasi kepada Islam, dan optimalisasi peran kampus dalam upaya
mentransformasi masyarakat menuju masyarakat Islami. Derivasi dari hal ini maka
peran tarbiyah kampus yang berkesinambungan – untuk menghasilkan alumni-alumni
yang berafiliasi kepada Islam – menjadi sangat penting. Derivasi lainnya,
lembaga dakwah kampus perlu secara bertahap menjadi lembaga dakwah kampus yang
matang, agar dapat memainkan perannya di perguruan tinggi yang bersangkutan
untuk dapat mengusung perubahan. Mengenai tahapan dakwah kampus ini perlu
kajian tersendiri. tingggi), serta sarana dan prasarana
B.
Manfaat
1. Terbentuknya
(lingkungan) yang kondusif bagi kehidupan Islami di kampus, baik dalam sisi
moral, intelektual, maupun tanggung jawab sosial. Kita tahu bahwa kampus adalah
lingkungan yang heterogen. Ketika berinteraksi di dalamnya, maka butuh kekuatan
untuk menjaga idealisme dengan tetap memperhatikan realitas. Hal ini berarti
dakwah kampus memerlukan sebuah lingkungan kecil yang senantiasa dapat terus
men-charge ruhiyah para Aktivis Dakwah Kampus (ADK) di tengah-tengah aktivitasnya di kampus.
Sarana untuk itu adalah tarbiyah yang berkesinambungan untuk para ADK dan yang
didakwahkannya.
2.
Terbentuknya gerakan ketinggian
Islam di kalangan kampus. Oleh karena itu syiar dalam mengkampanyekan kemuliaan
Islam harus terus dilakukan secara rutin. Sarana-sarana syiar untuk ini cukup
banyak, misalnya majalah, perpustakaan, peringatan hari besar Islam, tabligh
akbar, dan sebagainya. Barangkali bisa kita diskusikan mengenai hal ini dalam
kajian tersendiri.
3.
Terbentuknya kesinambungan barisan
pendukung dakwah. Untuk itu, tarbiyah yang berkesinambungan di setiap angkatan
mahasiswa harus dipastikan berjalan. Ini membutuhkan sebuah lajnah yang dapat
mengawasi itu dalam jangka panjang.
4.
Terbentuknya hubungan timbal balik
yang sinergis antara dakwah ammah dengan pengkaderan. Artinya, semua rekrutmen-rekrutmen
dakwah diupayakan dapat dilanjutkan dengan proses dakwah secara khusus terhadap
orang-orang yang direkrut tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar